PELAKSANAAN PERSEMBAHYANGAN RAHINA PURNAMA SEBAGAI BENTUK PENERAPAN KONSEP TRI HITA KARANA DI LINGKUNGAN SEKOLAH

Hari Raya Purnama / Rahina Purnama dilaksanakan setiap bulan penuh (Sukla Paksa), yang datangnya setiap 15 hari sekali. Hari Raya Purnama merupakan hari raya suci untuk memuja Ida Sang Hyang Widi dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Candra dan Sang Hyang Ketu sebagai dewa kecemerlangan dan untuk memohon cahaya suci, kesempurnaan, berkah dan karunia.

Sesuai dengan edaran pemerintah yaitu setiap Hari Raya Purnama dan Tilem agar dilaksanakan Persembahyangan bersama dan menggunakan Pakaian Adat Bali. Pelaksanaan ini adalah sebagai bentuk penerapan Konsep Tri Hita Karana, yaitu salah satunya Aspek Parahyangan yang berarti hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan. Dengan menghaturkan banten sebagai sarana memohon / berterima kasih atas kesehatan, keselamatan, berkah , serta kelancaran dalam melaksanakan tugas.

Selain dari Aspek Parahyangan, adapun penerapan Aspek Pawongan yaitu hubungan harmonis antar sesama manusia. Yaitu terlihat dari antusias warga sekolah dalam pelaksanaan persembahyangan yang penuh dengan suka cita dan saling membantu untuk kelancaran kegiatan tersebut.

Serta Aspek Palemahan yang berarti hubungan harmonis antara manusia dengan lingkungan. Aspek ini bisa dilihat dalam pelaksanaannya yaitu menjaga kebersihan lingkungan sekolah dengan membuang sarana persembahyangan yang telah selesai digunakan ke tempat sampah.

Satu tanggapan pada “PELAKSANAAN PERSEMBAHYANGAN RAHINA PURNAMA SEBAGAI BENTUK PENERAPAN KONSEP TRI HITA KARANA DI LINGKUNGAN SEKOLAH

  1. Bersama mewujudkan profil pelajar Pancasila beriman dan bertaqwa dengan yadnya di hari purnama juga sebagai penerapan konsep Tri Hita Karana di sekolah, semoga kedepannya terus menjadi budaya positif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *